Rabu, 03 Juni 2020

Kisah Wabah yang Merenggut Nyawa 50 Ribu Orang | Repost @santri.abah.taufiq

Kisah Wabah yang Merenggut Nyawa 50 Ribu Orang | Repost @santri.abah.taufiq

Saat ini kita dihadapkan pada suatu wabah, yaitu virus corona atau covid-19. Kondisi ini ditanggapi secara cerdas oleh Abah Taufiq dalam pengajian rutin Jumat malam Sabtu tanggal 4 April 2020, di kediaman beliau. Abah bercerita bahwa pernah ada suatu wabah yang merenggut 50 ribu nyawa di Kota Damaskus.

Suatu masa, muncul sebuah wabah yang hendak memasuki Kota Damaskus. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan salah satu Wali Allah. Kemudian, terjadilah percakapan.

Wali : "Mau kemana?" Wabah : "Aku diperintahkan oleh Allah ke Damaskus" 
Wali : "Berapa lama dan berapa banyak korban?" Wabah : "Selama 2 tahun dengan 1000 korban meninggal" 
Dua tahun kemudian, jumlah korban meninggal ternyata mencapai 50 ribu orang. Ketika Sang Wali bertemu kembali dengan wabah penyakit ini, ia pun bertanya.

Wali : "2 tahun lalu katanya kau hanya akan membunuh 1000 orang, kenapa korban jadi 50.000 orang?" Wabah : "Aku memang diperintahkan membunuh 1000 orang, 49.000 lainnya meninggal karena panik dan ketakutan"

Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan (Ibnu Sina). Oleh karena itu, kita harus selalu tenang dan waspada terhadap penyebaran virus corona. Stay safe and clean ya😊.

Anekdot Politik - Kisah Wakil Rakyat dan Seorang Copet


Anekdot Politik

Oleh: Haris Muhajir Al Fatih

Cerita seorang copet dan anggota DPR



Pada suatu hari seorang copet sedang beroperasi di suatu angkot. Di sebelah copet, duduklah seorang anggota DPR. Ha? DPR naik angkot? Nggak mungkin lah. Eh positif thinking aja, mungkin beliau ingin merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat, hehe. Kemudian wakil rakyat tersebut mengajak bicara si copet.

DPR : "Hai pemuda, apa pekerjaanmu?"
Copet : "Copet, Pak"
DPR : "Berani sekali Kamu mengaku jadi copet, apa nggak takut saya laporkan ke polisi"
Copet : "Nggak papa, Pak. Saya nggak mau munafik, seperti wakil rakyat"
DPR : "Kamu menghina saya?"
Copet : "Mana tahu kalau Bapak seorang DPR"

Tak lama kemudian angkot melewati gedung DPR.

DPR : "Nah, itu tempat kerja saya" sambil menunjuk gedung DPR.
Copet : "Kayaknya seru tuh nyopet di sana"
DPR : "Ngawurrr!, ya nggak bisa dong, di sana itu tempatnya orang berpendidikan"
Copet : "Tapi korupsi boleh kan???"

Si wakil rakyat terdiam sejenak.

DPR : "Kiri-kiri, Bang"

Akhirnya si wakil rakyat turun dan mencari tumpangan lain.